PASURUAN,kabar99news.com-Setiap bulan Ramadhan, kaum muslimin Bangil selalu terkenang sejarah buka puasa secara serentak melalui dentuman belanggur yang meledak di angkasa, suara belanggur tersevut dapat di dengar ke seluruh pelosok kota Bangil dan sekitarnya di antaranya Kecamatan Kraton, Rembang, Pandaan, dan Beji.
Sehingga masyarakat Bangil dan sekitarnya setiap sore ngabuburit datang ke alun alun semata-mata untuk menyaksikan belanggur. Adapun yang menentukan saat berbuka puasa adalah K.H. MAS MUSTAJAB dengan mengangkat sorban dan mengibaskannya, sedangkan yang menyulut belanggor adalah Pak Umar Tempe dari desa wetan alun-alun dengan menggunakan korek api batangan ento
Asal usul belanggur merupakan ide K.H. Mas Mustajab, yg mengumpulkan pengurus takmir Masjid Agung Bangil lainnya pada tahun 1966-1971 seperti:
1. K.H. Abdul Mu’thi (Gempeng)
2. K.H. Abdurrahim Rohani (Kauman)
3. K.H. Abdus Syukur Adnan (Kiduldalem)
4. K.H. Mas Mustajab (Sangeng)
5. H Mas’ud Fadhil ( Kauman)
Pada awalnya buka puasa itu di tandai dengan bunyi suling yang bertempat di alun-alun sebelah timur, namun suara tersebut hanya terdengar di 4 desa di antaranya
1. Kersikan
2. Bendomungal
3. Kauman
4. Kiduldalem
Oleh karena itu para ta’mir Masjid Agung Bangil bersepekat bahwa belanggur merupakan solusi kebutuhan masyarakat saat itu, dan sejak tahun 1966 s/d 1980 Belanggur merupakan sejarah fenomenal di kota Bangil.
K.H. Mas Mustajab tidak hanya di kenal sebagai penentu waktu buka puasa, melainkan di balik itu beliau adalah seorang ulama besar yang membuka kajian kitab kuning di mushollanya yang di hadiri dari beberapa desa. Hanya saja beliau tidak memilki pondok pesantren seperti kyai-kyai lainya.
Namun di akhir usianya, para kyai Bangil berkata bahwa :
Pada hari Jumat tahun 1971 Bangil kehilangan sosok “Ulama Besar” yang bernama KH. Mas Mustajab yang di antarkan oleh ribuan pelayat hingga ke pemakaman Segok, Bangil.(abr)
Note :
cerita singkat K.H. Mas mustajab belanggur merupakan salah satu ulama khumul di kota Bangil-pasuruan
Semoga dengan cerita ini kita bisa mengambil hikmah yang bermanfaat.
Masjid Agung Jamik Bangil